Rabu, 27 September 2017

Hello Floods !


Banjir sudah menjadi tradisi tahunan dikota jakarta, segala upaya sudah dilakukan pemerintah daerah untuk menanggulangi banjir tahunan ini, mulai pengerukan sungai yang dangkal, menjaga kebersihan tempat, penyediaan tempat sampah dipemukiman warga agar jenis sampah seperti kemasan makanan, botol minuman dapat terkumpul dengan baik, namun upaya upaya tersebut belum juga cukup mengatasi kebanjiran dikota jakarta. 

Menurut para ilmuan yang telah mengkaji dan meneliti masalah banjir di Jakarta, banyak faktor yang menyebabkan banjir di antaranya :

  1.  Jakarta merupakan kota yang dekat dengan laut.
  2.  Jakarta merupakan kota dengan dataran yang sangat rendah dibanding kota-kota disekitarnya.
  3.  Jakata merupakan kota terpadat dengan persentase penduduk 60 dari 100 penduduk di seluruh  Indonesia berada di Jakarta, sangat wajar apabila penduduk jakarta tidak lagi terkontrol dalam  membuang sampah.
  4.  Saluran air bawah tanah di Jakarta belum bisa memenuhi pembuangan air ke laut, karena  minimnya terowongan saluran air yang bisa mengantarkan banjir kepembuangan selanjutnya.
  5. Jakarta merupakan kota central bisnis dan Industri, tingkat untuk menangani banjir di Jakarta sangat sulit, membutuhkan waktu yang sangat lama dan membutuhkan modal yang besar dalam membangun infrastruktur instalasi air.

Sebenarnya masih banyak penyebab terjadinya banjir di Jakarta, namun solusi sederhana nya adalah menanamkan rasa kepedulian terhadap lingkungan misalnya saya membeli makanan yang dicover dengan kemasan makanan, secara otomatis setelah saya makan, kesadaran itu timbul untuk membuang sampah pada tempatnya, kesadaran kerja bakti mingguan masing RT atau kelurahan, kesadaran menggunakan produk kemasan makanan yang ramah lingkungan agar didaur ulang, kebiasaan kebiasaan seperti inilah yang harus dijadikan budaya. Apabila kebiasaan individu ini berjalan dengan baik tentu pemerintah daerah sangat terbantu dan merasa bangga pada pada masyarakatnya.

Bagi anda para pengusaha kuliner, pemilik restoran dan jenis usaha makanan lainnya, kami perkenalkan salah satu produk kemasan makanan terbaik, kemasan makanan murah, kemasan makanan yang aman, dapat di desain kemasan makanan sesuai dengan keinginan dan kemasan makanan yang ramah lingkungan yaitu Kemasan makanan greenpack, Kemasan makanan greenpack merupakan produk cetak kemasan makanan, packaging makanan, box makanan food grade, kemasan makanan kuah, packaging makanan anti bocor dengan kualitas terbaik dan bahan import dari luar negeri sehingga sangat aman, memenuhi standard Indonesia. Kemasan makanan food grade yang dibuat dari virgin pulp. Kemasan makanan eklusif dengan beragam keunggulan diantaranya menggunakan food grade paperkemasan makanan anti panas dan kemasan makanan anti minyak, kemasan makanan yang dapat digunakan didalam microwavekemasan makanan yang dapat dimasukan kedalam lemari es, kemasan makanan yang mudah dalam penggunaan, kemasan makanan yang dapat didaur ulang, kemasan makanan yang ramah lingkungan.!

Senin, 25 September 2017

Good Bye Sampah Plastik !!!

Plastik adalah salah satu penemuan manusia yang paling berguna, namun juga paling memusingkan. Berguna karena fleksibel dan antiair sehingga bisa digunakan untuk banyak keperluan manusia. Memusingkan karena sulit untuk diuraikan, termasuk oleh bakteri, sehingga sampah plastik selalu menjadi masalah.
Namun sepertinya solusi untuk menaggulangi masalah sampah plastik tersebut menemukan jalan terang. Baru-baru ini, seperti dikabarkan ScienceAlert, Kamis (10/3/2016), sejumlah ilmuwan dari Universitas Kyoto, Jepang, telah berhasil menemukan jenis mikroba pemakan plastik.
Setelah lima tahun meneliti 250 sampel sampah, mereka berhasil mengisolasi bakteri yang bisa hidup dengan mencerna polietilena tereftalat (PET), resin polimer plastik yang umum digunakan sebagai botol dan bahan pakaian. Mereka menamai spesies baru bakteri itu Ideonella sakaiensis. Sakai adalah nama kota di Jepang tempat bakteri tersebut ditemukan.
Dikutip Ubergizmo (10/3), Shosuke Yoshida, ahli mikrobiologi Kyoto University, menyatakan selain memakan plastik, bakteri ini juga bisa membuat tubuh mereka dari PET.
Plastik pada intinya adalah polimer, rantai atom panjang yang dibentuk oleh molekul identik yang disebut monomer. Sebagian besar plastik terbuat dari monomer karbon. Secara teoretis sebenarnya karbon adalah sumber makanan mikroorganisme.
Akan tetapi, tidak seperti polimer alami, plastik secara umum tidak bisa dicerna oleh makhluk hidup. Hal itu, menurut The Conversation karena plastik baru ada pada 70 tahun terakhir sehingga mikroorganisme yang ada di dunia saat ini belum memiliki cukup waktu untuk berevolusi membangun perangkat biokimia guna memanfaatkan plastik menjadi sumber energi dan makanan.
Hingga akhirnya Ideonella sakaiensis ditemukan.
PET sebenarnya bisa dihidrolisis secara kimiawi untuk kembali terurai menjadi monomer pembentuknya, tetapi proses ini lambat serta membutuhkan panas dan tekanan yang tinggi.
Kemudian, pada September 2014, para peneliti Yale University memang berhasil menemukan fungi yang bisa mengurai PET, tetapi proses pengembangbiakkan fungi tersebut terbukti sulit dilakukan.
Ideonella sakaiensis jelas jauh lebih efisien. Ia bisa memakan polimer pada suhu relatif rendah, 30 derajat Celsius, dan sebagai mikrob tentu lebih mudah dikembangbiakkan.
Dalam penelitian tersebut, menurut Science Alert, tim peneliti hanya meninggalkan PET dalam wadah berisi air hangat dan memasukkan bakteri serta beberapa bahan nutrisi lainnya. Beberapa pekan kemudian plastik itupun lenyap.
Tim Kyoto University, dipaparkan Scientific American menemukan bahwa I. sakaiensis menggunakan sebuah enzim, yang mereka sebut PETase, untuk mengurai plastik menjadi mono(2-hydroxyethyl) terephthalic acid, atau MHET. Enzim lainnya, dinamai MHETase, menghidrolisis MHET menjadi monomer terephthalic acid dan ethylene glycol.
Para ilmuwan itu berhasil mengidentifikasi gen dalam DNA bakteri yang menjadi sumber enzim pencerna PET tersebut. Dengan demikian mereka bisa memanufaktur lebih banyak enzim untuk kemudian mendemonstrasikan bahwa PET bisa dicerna hanya menggunakan enzim tersebut.
Jika enzim itu benar-benar bisa mengurai PET menjadi monomer pembentuknya, kemungkinan untuk daur ulang sampah plastik secara sempurna menjadi terbuka.
Selama ini daur ulang plastik tidak dilakukan dengan mendegradasinya kembali ke bentuk dasar, tetapi hanya mencairkannya lalu mengubahnya menjadi produk plastik lain. Sementara perusahaan-perusahaan pengepakan lebih memilih plastik baru untuk mengemas produk mereka. Plastik baru itu dibuat dari bahan kimia berbasis minyak.
Enzim pengurai PET ini bisa menghancurkan plastik kembali ke bentuk kimia dasarnya untuk kemudian dibuat menjadi plastik baru. Ini akan menjadi proses daur ulang yang sempurna.
"Hal ini bisa menghemat banyak saat memproduksi polimer baru kerena tidak perlu lagi material awal yang berbasis minyak," kata Uwe T. Bornscheuer, ahli katalis enzim University of Greifswald, dinukil Scientific American.
Saat ini tim Kyoto University masih terus mengembangkan temuan mereka, terutama agar enzim tersebut bisa bekerja lebih cepat --saat ini butuh waktu 6 minggu untuk mengurai botol plastik-- sehingga akan ekonomis dalam skala industri.
Penemuan Ideonella sakaiensis itu tentunya akan menjadi kabar gembira bagi dunia, termasuk Indonesia, yang semakin dipenuhi sampah plastik ini.
Menurut Mark Loch, peneliti dari University of Hull, saat ini manusia menghasilkan 300 juta ton sampah plastik setiap tahunnya.
World Economic Forum (WEF) bahkan memperingatkan bahwa hampir sepertiga plastik di dunia lolos dari program daur ulang dan menjadi sampah di alam bebas atau menyumbat infrastruktur dan biasanya berakhir di lautan. Jika hal itu tidak segera ditanggulangi, WEF memprediksikan pada tahun 2050 jumlah sampah di lautan akan lebih banyak daripada jumlah ikanIndonesia bahkan berada di peringkat kedua di dunia sebagai negara penghasil sampah plastik ke laut terbanyak setelah Tiongkok.
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan plastik hasil dari 100 toko anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) dalam waktu satu tahun saja, sudah mencapai 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.
Jumlah itu setara dengan area seluas 65,7 hektare atau sekitar 60 kali luas lapangan sepak bola. Padahal, KLHK menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019.
Salah satu upaya untuk mengurangi penggunaan plastik, pemerintah Indonesia menerapkan peraturan agar pembeli barang di supermarket dan minimarket membayar Rp200 jika ingin menggunakan kantong plastik, alias tas kresek.
Jadi, Indonesia dan dunia pasti sangat menantikan perkembangan penelitian Ideonella sakaiensis ini.
Bagi anda para pengusaha kuliner, pemilik restoran dan jenis usaha makanan lainnya, kami perkenalkan salah satu produk kemasan makanan terbaik, kemasan makanan murah, kemasan makanan yang aman, dapat di desain kemasan makanan sesuai dengan keinginan dan kemasan makanan yang ramah lingkungan yaitu Kemasan makanan greenpack, Kemasan makanan greenpack merupakan produk cetak kemasan makanan, packaging makanan, box makanan food grade, kemasan makanan kuah, packaging makanan anti bocor dengan kualitas terbaik dan bahan import dari luar negeri sehingga sangat aman, memenuhi standard Indonesia. Kemasan makanan food grade yang dibuat dari virgin pulp. Kemasan makanan eklusif dengan beragam keunggulan diantaranya menggunakan food grade paperkemasan makanan anti panas dan kemasan makanan anti minyak, kemasan makanan yang dapat digunakan didalam microwavekemasan makanan yang dapat dimasukan kedalam lemari es, kemasan makanan yang mudah dalam penggunaan, kemasan makanan yang dapat didaur ulang, kemasan makanan yang ramah lingkungan.

Selasa, 19 September 2017

Tingkatkan Penjualan Kuliner Dengan Kemasan Makanan


Percayakah anda kemasan makanan dapat mempengaruhi tingkat penjualan anda? Mungkin pendapat mengengai hal tersebut berbeda-beda, namun pribadi saya berpendapat saya sangat percaya bahwa cetak kemasan makanan yang unik, rapih, bahan yang berkualitas dapat mendongkrak omset penjualan produk makanan anda, mengapa? Karena di era ini kemasan makanan sudah menjadi trend dan ciri khas setiap makanan yang dijual, jadi dengan adanya packaging makanan, pelangan mudah mengingat nama toko, alamat, brand makanan yang di jual seolah-olah informasi itu lengkap berada pada packaging makanan tersebut, ditambah dengan desain makanan yang unik tentu sangat memikat hati para pecinta kuliner. Sangat masuk akal bukan?

Terlepas dari itu semua, tentu tidak hanya kemasan makanan nya saja yang inovatif namun dari jenis makanan yang anda jual pun harus dijaga kualitas cita rasa dan kelezatannya, dengan tujuan agar para pembeli tidak merasa tertipu dengan kemasan makanan yang sudah didesain dengan semenarik mungkin. Apabila kualitas cita rasa makanan tidak terjaga, kemungkinan besar pelanggan tidak akan membeli kembali, sangat disayangkan sekali jika kemasan makanan yang sudah mendukung penjualan akhirnya sia-sia karena kualitas makanan yang kita jual

Bisa kita ambil contoh yang biasa kita lihat. Makanan cepat saji asal Amerika brand yang sudah sangat familiar yaitu J.CO, dengan didukung oleh tenaga ahli khusus dalam bidang packaging dan desain, meciptakan kemasan makanan yang sangat unik, menarik, imovatif, menjadikan makanan cepat saji ini menjadi salah satu makanan favorit ditanah air. Dari produk J.CO bisa kita ambil dan pelajari bagaimana J.CO menjadi brand besar didunia.

Kemasan makanan yang baik adalah kemasan makanan yang ramah lingkungan dan mudah penguraiannya. Saya merekomendasikan untuk cetak kemasan makanan saya memilih produk greenpack, selain ramah lingkungan, produk greenpack sendiri terbuat dari bahan yang berkualitas menggunakan bahan food grade paper sehingga sangat aman untuk box makanan, untuk mengetahui informasi mengenai produk greenpack anda dapat kunjungi situs web greenpack yaitu www.greenpack.co.id

Greenpack menyediakan box makanan juga desain kemasan makanan sesuai selera, so anda tidak perlu repot lagi untuk desain kemasan makanan yang anda inginkan. Sekian arikel singkat ini saya buat mudah-mudahan bermanfaat untuk para pengusaha makanan dan teman-teman yang baru memulai usaha makanan atau usaha kuliner.

Minggu, 17 September 2017

Dampak Kemasan Makanan Bagi Kesehatan


Di dunia usaha kuliner atau makanan tentu tidak lepas dari yang namanya kemasan makanan, para pengusaha kuliner berusaha menciptakan kemasan makanan seunik dan semenarik mungkin, mulai dari desain packaging makanan hingga bahan matrial yang akan digunakan untuk box makanan tersebut. Sudah tak asing lagi bagi para pengusaha tentang kemasan makanan yang terbuat dari bahan dasar kertas, namun tetap saja kemasan makanan sangat mencerminkan pada produk makanan yang akan dijual, Semakin unik packaging makanan maka semakin dikenal produk makanan yang dijual, ditambah kelezatan makanan yang bisa memuaskan lidah para pelanggan, tentu para pengusaha kuliner pun sangat menjaga kualitas dan cita rasa agar para pelanggan tetap setia dengan makanan yang disajikan oleh pengusaha-pengusaha kuliner tersebut.

Mengapa para pengusaha kuliner atau pengusaha makanan lebih condong menggunakan kemasan makanan yang terbuat dari bahan dasar kertas? salah satu dari alasan mereka adalah karena kemasan makanan yang terbuat dari bahan dasar kertas lebih fleksibel, hemat biaya, mudah digunakan, dan ramah lingkungan. Namun sering juga kita menjumpai kemasan makanan yang terbuat dari plastik, kaleng, styrofoam, kemasan makanan berjenis seperti ini setelah digunakan tentu harus didaur ulang kembali agar tidak terlalu banyak dampak yang mengakibatkan pencemaran air dan tanah, tentu memang harus ada pantauan khusus untuk hal seperti ini.

Ada sebagian dari kita yang tidak begitu memperhatikan packaging makanan, jika kita telaah, kemasan makanan memang sangat membantu dalam kebutuhan pengemasan namun dari sisi lain ada resiko yang harus kita perhatikan, tentu sangat sulit untuk mengetahui kemasan makanan yang layak digunakan sebagai kemasan karna kita harus mengenali sipenjual dahulu baru kita bisa menyimpulkan bahwa kemasan makanan tersebut layak atau tidak layak digunakan.


Kemasan makanan yang sangat aman digunakan adalah saat ini adalah kemasan yang terbuat dari bahan kaca, namun kemasan makanan yang terbuat dari kaca sangat sulit digunakan pada saat berpergian, acara pesta, biaya lebih mahal, dan gelas tidak tahan panas pada suhu tertentu dan sangat mudah pecah. Jadi tidak heran apabila para pengusaha kuliner saat ini banyak menggunakan kemasan makanan yang terbuat dari bahan kertas, selain aman kemasan makanan juga sangat ramah lingkungan dan mudah untuk didaur ulang.

Rabu, 13 September 2017

Sejarah Kemasan Makanan

Setiap kali kita membeli makanan dan barang-barang, kita tidak fokus pada penutup nya. Fokus kami adalah terutama makanan atau item dikemas dan kami tidak repot-repot untuk berpikir sejak berapa lama kita telah mengambil keuntungan dari perkembangan cermat ini tanpa menyadari pentingnya. Terutama di toko kelontong, ada banyak makanan yang membutuhkan karung kertas untuk membawa mereka. Kami tidak pernah berpikir bahwa di mana ini operator plastik berasal dari yang meniadakan kebutuhan untuk membawa tas pribadi kita di toko kelontong.
Mari kita membahas sejarah kemasan makanan, yang akan membantu kita mendapatkan latar belakang penemuan ini:
1.      Tahap awal kemasan makanan:
Pada orang-orang abad ke-18 ditemukan selulosa menjadi komponen penting yang dibutuhkan untuk membuat pembungkus. Ini adalah karung kayu yang mendapat berubah menjadi pembungkus. Orang menyadari pembungkus sebagai unsur ditemukan pertama untuk kemasan makanan. Pada akhir abad ke-18 itu digunakan di setiap toko makanan umum dan di mal makanan besar. Ini menjadi begitu umum bahwa setiap toko dipenuhi dengan pembungkus yang lega pelanggan dalam menjalankan makanan kecil dan besar mereka. Di antara anak-anak, pembungkus permen adalah hit besar dan di masyarakat merokok, cerutu dan rokok pembungkus berada di sana sepanjang waktu. Ketika orang mengambil bungkus pada penggunaan umum, menjadi elemen penting bagi mereka. Itu adalah cahaya, murah dan menjadi pembawa berguna untuk menjaga makanan dalam kondisi aman. Anda dapat melihat begitu banyak makanan yang ditutupi bungkus. Cokelat adalah contoh yang paling umum untuk itu. Dengan membungkus coklat mereka mendapatkan ditutupi dan dilindungi. Dan mereka dapat disimpan di toko kelontong untuk jangka waktu yang baik.
Itu pada abad ke-18 ketika bahan katun digunakan untuk membuat kemasan makanan. Itu di Inggris di mana orang membuat operator katun untuk mengambil beberapa item makanan berat seperti daging, sayuran atau buah-buahan berukuran besar seperti nanas dan semangka dll membantu banyak, terutama di belanja rutin makanan.
2.      Tahap berikutnya dari kemasan makanan:
Pada akhir abad ke-19 ketika satu sisi pembungkus yang umum, bahan plastik untuk kemasan diperkenalkan. Itu di tahun 1980-an ketika plastik diadopsi sebagai bahan utama untuk kemasan makanan. Bahkan dengan plastik pengenalan, pembungkus dan operator kapas yang sama pentingnya. Hal ini karena kemudahan yang mereka berikan dalam melaksanakan item kecil seperti permen, gula, kue dll Tapi ketika itu tentang membawa makanan berat, plastik biasanya preferensi. Plastik adalah polimer yang diperoleh dari tanaman tropis.
Ini adalah bahan ulet yang memiliki kekuatan dan dapat menanggung beban yang cukup pada suatu waktu. Ketika pembungkus digunakan untuk makanan berat, ada kesempatan untuk merobek. Itu sebabnya orang lebih suka operator plastik karena mereka lebih kuat dibandingkan dengan pembungkus. Terlepas dari perbandingan, pembungkus masih berharga dan kita bisa melihat mereka di setiap toko makanan. Operator plastik juga umum karena tujuan yang mereka digunakan.
Bagi anda para pengusaha kuliner, pemilik restoran dan jenis usaha makanan lainnya, kami perkenalkan salah satu produk kemasan makanan terbaik, kemasan makanan murah, kemasan makanan yang aman, dapat di desain kemasan makanan sesuai dengan keinginan dan kemasan makanan yang ramah lingkungan yaitu Kemasan makanan greenpack, Kemasan makanan greenpack merupakan produk cetak kemasan makanan, packaging makanan, box makanan food grade, kemasan makanan kuah, packaging makanan anti bocor dengan kualitas terbaik dan bahan import dari luar negeri sehingga sangat aman, memenuhi standard Indonesia. Kemasan makanan food grade yang dibuat dari virgin pulp. Kemasan makanan eklusif dengan beragam keunggulan diantaranya menggunakan food grade paperkemasan makanan anti panas dan kemasan makanan anti minyak, kemasan makanan yang dapat digunakan didalam microwave, kemasan makanan yang dapat dimasukan kedalam lemari es, kemasan makanan yang mudah dalam penggunaan, kemasan makanan yang dapat didaur ulang, kemasan makanan yang ramah lingkungan.

Selasa, 12 September 2017

Kemasan Makana Virgin Fiber atau Food Grade ?

Jenis-jenis kemasan makanan (kontak langsung dengan makanan) yang beredar di Indonesia juga beragam, mulai dari styrofoam, plastik, hingga yang berbahan jenis kertas seperti kertas nasi bungkus berwarna coklat, karton duplex, kertas virgin fiber, serta kertas food grade.
Namun, apakah semua kemasan makanan tersebut terbuat dari bahan yang layak dan aman digunakan?
Dalam keseharian, kertas nasi bungkus berwarna coklat dan karton duplex adalah jenis kemasan makanan berbahan kertas yang paling lazim digunakan sebagai kemasan nasi kotak, snack box, dan nasi bungkus.
Perlu diketahui bahwa karton duplex dan kertas nasi bungkus berwarna coklat terbuat dari kertas daur ulang yang mungkin sudah terkontaminasi dan mengandung tinta cetak, perekat, lilin, bahan pencelip, serta bahan-bahan kimia lainnya.
Selain itu, mikroorganisme dan jamur dapat tumbuh pada kertas bekas. Fakta penting lainnya yaitu ditemukannya  kandungan logam berat yang relatif tinggi pada kertas yang mengandung serat daur ulang. Tidak hanya itu, kandungan mikroorganisme pada kertas tersebut juga menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan jenis kertas lainnya.
Zat-zat berbahaya di atas berdampak negatif terhadap tubuh manusia sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kanker, kerusakan hati dan kelenjar getah bening, menganggu sistem endokrin, kelahiran prematur, meningkatkan resiko asma, mutasi gen, dan lain-lain.Oleh karena itu, penggunaan jenis kertas tersebut sebagai kertas kemasan makanan perlu diwaspadai.
Kertas bekas termasuk koran dan majalah seharusnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung karena mengandung timbal yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat beresiko membahayakan kesehatan.
Sayangnya hingga saat ini masih banyak ditemukan makanan jajanan seperti gorengan yang dibungkus dengan kertas bekas, padahal bahan yang panas dan berminyak akan mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut.
Bahkan jenis bahan pangan, konsentrasi, waktu kontak, serta luas permukaan kontak juga turut memicu migrasi. Salah satu penyebab maraknya penggunaan kertas non kemasan adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan.
Lalu seperti apakah kemasan makanan yang aman?
Jenis kemasan makanan berbahan kertas lainnya adalah kertas virgin fiber dan kertas food grade. Secara kasat mata, tidak terlihat perbedaan yang mencolok karena keduanya terbuat dari bahan dasar virgin fiber (serat alami) yang membuat tampilannya berwarna putih.
Namun, perbedaan akan terlihat disaat penggunaan, dimana kertas virgin fiber akan tembus minyak, sedangkan kertas food grade tidak akan tembus minyak.
Kemasan makanan berkategori food grade aman dan layak digunakan karena 100% terbuat dari serat alami sehingga berwarna putih bersih, tidak berbintik-bintik, serta bebas dari kandungan bakteri dan senyawa berbahaya seperti benzene dan styrene (bahan baku styrofoam).

Rabu, 06 September 2017

KISS !!! Keep It Simple Solutions

Membuat kemasan makanan memang perlu kreatifitas yang tinggi agar kemasan makanan yang di tawarkan menarik dan laku keras, berikut ada tips agar rancangan packaging makanan jadi keren:
1    1. Unik dan kreatif
  • Jika anda mau kemasan makanan (atau kemasan) anda dilirik banyak orang, buatlah kemasan makanan sekreatif mungkin. Contohlah kemasan makanan sereal sarapan yang sering kali mencantumkan permainan labirin, teka-teki dan lainnya untuk mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut.

2    2. Hati-hati memilih font dan warna
  • Warna kemasan makanan sebaiknya disesuaikan dengan jenis produknya. Atau, jika perusahaan telah memiliki warna korporat yang khas, boleh juga tuh diaplikasikan pada kemasan makanan. Pastikan bahwa anda menggunakan warna font yang tepat dan kontras.

3    3. Pastikan label mudah dibaca
  • Sebagian besar konsumen membaca dulu informasi seputar produk yang akan mereka beli, karena mereka ingin tahu apa yang mereka beli, dan apakah yang mereka beli itu benar. Maka, sudah jadi tugas anda untuk memastikan para konsumen bisa membaca informasi yang tercantum pada kemasan makanan dengan baik. Caranya? Ya, dengan memastikan ukuran dan bentuk font yang digunakan mudah dibaca dong.

4    4.  Manfaatkan gambar
  • Masyarakat kita sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat dicerna oleh panca indera. Dalam hal kemasan makanan rangsangan yang paling mudah dicerna adalah rangsangan visual. Karena itu, anda sebaiknya menyertakan gambar/visual dalam design kemasan makanan anda, entah gambar kartun, foto produk, foto model atau apa pun. Pastikan saja gambarnya beresolusi tinggi, dan akan tampak bagus tidak peduli seberapa besar atau seberapa kecil ukurannya.

5    5.  Gunakan bahasa yang tepat
  • Pilih bahasa yang pas dengan produknya. Konsumen jaman sekarang itu sangat sulit diyakinkan hanya dengan gambar yang indah-indah saja. Mereka butuh informasi – yang berlimpah dan sesuai. Anda harus berhati-hati dengan penggunaan bahasa, termasuk untuk urusan ejaan dan tata bahasa. Tak jarang, konsumen menilai kualitas produk dari bahasa yang tercantum pada kemasan makanannya.

6    6. Terlihat kokoh dan tangguh
  • Salah satu fungsi utama kemasan makanan adalah untuk melindungi produk. Dan, bagi para konsumen, keamanan produk ini adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

7    7. Mudah dibuka

8    8.      KISS = Keep It So Simple

  • Untuk menarik perhatian, buatlah desain yang sederhana, namun mencolok. pilihlah desain kemasan makanan yang mudah dikenali oleh konsumen dari segala usia.

Minggu, 03 September 2017

Apa Itu Edge Wick ?

Mungkin anda pernah membeli makanan baik itu berupa makanan yang berkuah maupun makanan yang tidak berkuah dimana pada saat anda membeli sang penjual memberikannya pada anda dengan menggunakan sebuah kemasan makanan yang bisa anda buang setelah anda memakainya. Pernahkah terpikir oleh anda terbuat dari apakah bahan kemasan makanan tersebut? Apakah terbuat dari plastik atau memang dari bahan lainnya? Awalnya saya juga bertanya seperti itu, hingga dikemudian harinya saya mengetahui bahwasanya kemasan makanan tersebut bukanlah terbuat dari bahan plastik ataupun sejenisnya. Namun kemasan makanan tersebut terbuat dari kertas, dimana telah kita sama-sama ketahui bahwa kertas pada umumnya terbuat dari bahan yang memiliki serat baik itu didapatkan dari kayu.
Secara umum kertas yang digunakan sebagai kemasan makanan tersebut disebut dengan food packaging paper yang merupakan bagian dari food paper.  Food paper yang dibuat haruslah bebas dari racun yang dapat mengganggu kesehatan manusia, karena nantinya akan diaplikasikan pada makanan dan minuman. Seperti contoh, haruslah bebas dari pewarna kertas seperti halnya OBA (Optical Brightening Agent) yang berfungsi memberikan kecerahan pada kertas tersebut. Pada proses pembuatannya, produsen food packaging paper tidak akan menambahkan chemical ini sehingga secara tidak langsung warna dari kertas itu sendiri akan mengacu pada warna pulp yang digunakan. Yang saya ketahui warna asli dari kertas food packaging paper tersebut yaitu berwarna kuning, atau dalam bahasa dagangnya yaitu natural white (Nova).
Berdasarkan pada kegunaannya maka food packaging paper ini sangat diharapkan memiliki nilai ketahanan terhadap daya serap air yang bagus atau dalam istilah kertas dikenal  juga dengan nilai edge wick. Nilai edge wick ini sangat menentukan kualitas dari food packaging paper yang akan digunakan oleh konsumen, karena apabila nilainya tidak bagus maka dalam pemakaiannya air akan cepat menyerap ke dalam kertas dan merembes sehingga tidak mampu menahan makanan atau minuman yang ditampungnya.
Pada pembuatannya menjadi kemasan makanan ini akan tetap mengalami proses laminating terlebih dahulu sehingga selain nilai edge wick tersebut, juga dibutuhkan nilai yang bagus dari karakteristik - karakteristik yang lain dari kertas tersebut. Antara lain yaitu nilai kekuatanya, seperti nilai daya regang kertas tersebut serta kekakuannya.
Dalam finishingnya, kemasan makanan ini akan mengalami proses pencetakan/printing yang bertujuan untuk memberikan kesan estetika pada kemasan makanan tersebut, meskipun dalam penjualannya ada juga yang berbentuk polos tanpa gambar ataupun tulisan di kemasan makanan tersebut.